10 Juni 2017

Mana Lebih Mematikan, Kanker Serviks Jupe atau Kanker Payudara Yana Zein?

Dalam kurun waktu berdekatan, dua artis Tanah Air meninggal dunia akibat kanker. Yana Zein meninggal dunia akibat kanker payudara di di RS Mayapada, Kamis (1/6/2017). Sedangkan Julia Perez meninggal dunia akibat kanker serviks di RSCM Sabtu (10/6/2017). Nah mana yang lebih mematikan, kanker payudara atau kanker serviks?   

Menurut data data World Health Organization (WHO), Indonesia ditempatkan sebagai negara dengan jumlah kanker serviks tertinggi di dunia pada tahun 2016. Setiap tahun ada sekitar 15 ribu kasus baru kanker serviks di Indonesia. Kanker ini bahkan disebut menduduki peringkat pertama sebagai kanker pembunuh wanita di Indonesia. Meski demikian, soal jumlah, penderita kanker serviks masih kalah jumlah dibanding kanker payudara, yang juga tak kalah mematikannya.

Tercatat pada tahun 2016 ada 61 ribu penderita baru kanker payudara. Kasus baru kanker payudara menjadi kasus kematian tertinggi dengan angka 21,5 pada setiap 100.000. Lebih memprihatinkan, 70 persen pasien kanker payudara baru datang ke fasilitas kesehatan pada stadium lanjut.

Jadi, lebih mematikan mana, kanker payudara atau kanker serviks?

Seorang dokter dari Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), Dradjat Suardi pada tahun 2011 silam pernah menjelaskan tentang beberapa faktor risiko kanker di Indonesia. Pertama, menstruasi wanita di negara berkembang relative lebih cepat dibandingkan negara lain. Kedua, menopause lebih lambat. Ketiga, wanita usia menopause kini cenderung berusaha memperlambat proses alamiah itu demi kecantikan. Keempat, jumlah anak sedikit menyebabkan paparan terhadap hormon esterogen lebi panjang jadi risiko menjadi lebi besar. Kelima, terdapat faktor internal dan eksternal serta paparan zat kimia pada makanan dan sebagainya. Jadi, keduanya, baik kanker serviks maupun kanker payudara memiliki kemungkinan yang sama untuk membunuh penderitanya. Saat ini memang kanker payudara masih merupakan pembunuh wanita nomor satu di Indonesia disusul kanker serviks.

Pencegahan
Sebenarnya, kanker payudara bisa dicegah dengan dua cara, yaitu primer dan sekunder. Pencegahan primer dengan vaksin, dan sekunder dengan skrining, seperti yang dijelaskan oleh Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K)., yang menjabat sebagai Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI).

Sementara itu, kanker serviks stadium awal tak selalu membuat penderitanya merasa sakit, bahkan hingga pada stadium tertentu, seperti yang dijelaskan dalam EmedicineHealth. Gejala yang umum terjadi adalah adanya pendarahan dari vagina yang tak normal, yang lebih deras daripada keluarnya darah menstruasi.

Pengobatan kanker serviks tergantung pada beberapa faktor seperti stadium kanker, jenis kanker, usia pasien, rencana kehamilan, atau kondisi medis lain yang sedang dihadapi. Jenis penanganan kanker menurut stadium ada dua, yaitu penanganan tahap awal yaitu dengan pengangkatan sebagian atau seluruh organ rahim, radioterapi, atau keduanya.

Yang kedua, adalah penanganan kanker serviks stadium akhir dengan radioterapi dan atau kemoterapi, dan terkadang juga operasi lain yang dibutuhkan. Pengobatan kemoterapi sendiri bisa digabung dengan radioterapi pada kanker stadium akhir. Proses kemoterapi dilakukan untuk memperlambat penyebaran dan mengurangi gejala yang muncul.

Berbeda dengan radioterapi atau operasi yang berdampak pada bagian tertentu saja, kemoterapi akan berdampak pada seluruh tubuh. Obat yang digunakan dalam kemoterapi akan mengincar sel yang tumbuh dengan cepat, terutama sel kanker. Namun, sel sehat pun juga bisa terpengaruh oleh kemoterapi.

Pada stadium akhir, pengobatan kanker serviks akan menimbulkan berbagai komplikasi, bahkan sel kanker yang menyerang leher rahim bisa menyerang ke organ tubuh lain. Apabila sudah ada komplikasi dan penyebaran, tentu saja penanganan kanker serviks akan lebih kompleks.

Menurut Prof. Andrijono, kanker serviks sendiri kurang respon dengan kemoterapi. “Pada kanker serviks, kemoterapi hanya untuk pilihan kedua atau alternatif. Terapi utamanya operasi atau radiasi,” jelasnya.

Kemoterapi pada stadium akhir kanker serviks justru akan menimbulkan kemungkinan komplikasi lain dan memperburuk kondisi pasien. Maka, seperti yang dijelaskan oleh Prof. Andrijono, terapi yang dilakukan adalah radiasi atau operasi, untuk mengurangi gejala kanker dan penyebaran sel kanker yang mungkin sudah menyebar ke organ tubuh lain.

Kanker serviks adalah penyakit yang mematikan, apabila tak ditangani sejak dini. Maka, cara yang paling baik adalah sedini mungkin mencegah dan mendeteksi adanya kanker. Jangan abaikan vaksin HPV, dan juga skrining bagi perempuan yang sudah menikah.sumber:tribunnews
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

#testimoni KANKER SELAMA 8 TAHUN MENGERING

Saya mempunyai teman yang Ayahnya menderita kanker di sekitar tulang pipi dan kelopak mata sebelah kanan. Dan penyakit ini sudah diderita s...

Find Us on Facebook

Arsip Blog

Visitors